“Akan tiba satu masa dimana manusia akan berkumpul di masjid dan keinginan mereka hanya dunia semata-mata. Allah tidak memerlukan kepada apa yang mereka lakukan dan janganlah kamu duduk bersama mereka.”
Riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak (7916)
Hukum Bersembang, Ketawa, dan Mengumpat dalam Masjid: Pandangan Agama dan Etika
Masjid, sebagai tempat suci ibadah dan ketaatan kepada Allah, adalah tempat yang perlu dihormati dan dijaga kebersuciannya. Namun, dalam keadaan tertentu, tindakan bersembang, ketawa, dan mengumpat dalam masjid dapat menimbulkan kontroversi dan mempengaruhi suasana ibadah yang sakral. Dalam pandangan agama dan etika, hal ini perlu diperhatikan dengan serius.
DOWNLOAD3 perkara ini manusia berlevel rendah - 1.2 MB
Hukum Bersembang dalam Masjid:
Bersembang di dalam masjid bukanlah tindakan yang dilarang secara mutlak. Namun, bersembang yang tidak relevan dengan ibadah atau yang mengganggu kekhusyukan orang lain perlu dielakkan. Rasulullah SAW sendiri pernah bersembang dengan para sahabatnya di dalam masjid, tetapi dalam konteks yang sesuai dan tidak mengganggu ibadah yang sedang dilakukan.
Ketawa dalam Masjid:
Ketawa di dalam masjid adalah hal yang sensitif. Meskipun tertawa merupakan ekspresi manusiawi yang wajar, tetapi di dalam masjid, haruslah dilakukan dengan penuh sopan santun dan kehormatan terhadap tempat tersebut. Rasulullah SAW pernah tersenyum dalam masjid, tetapi beliau tidak pernah terbahak-bahak atau melakukan tindakan yang mengganggu.
Mengumpat dalam Masjid:
Mengumpat atau berbicara secara negatif tentang orang lain adalah perilaku yang sangat tidak sesuai dengan suasana masjid yang khusyuk dan penuh dengan keberkahan. Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya menjaga lidah dari perkataan yang tidak baik, apalagi di dalam tempat yang dianggap suci seperti masjid.
Hal ini bersandarkan hadis daripada Anas bin Malik R.A, Rasulullah SAW bersabda:
Maksudnya: “Akan tiba satu masa dimana manusia akan berkumpul di masjid dan keinginan mereka hanya dunia semata-mata. Allah tidak memerlukan kepada apa yang mereka lakukan dan janganlah kamu duduk bersama mereka.”
Riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak (7916)
Namun perlu diingat bahawa percakapan hendaklah dalam ruang lingkup perkara yang diharuskan dan tidak boleh dalam perkara yang dilarang seperti mengumpat, memaki hamun, berbalah dan sebagainya, atau perkara sia-sia yang tidak mendatangkan faedah. lebih dekat dengan mereka. ini berdasarkan hadis daripada Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda:
Nabi Muhammad SAW. melarang umatnya dari bergelak ketawa yang melampaui batas. Menurut hadis, banyak ketawa menghilangkan akal dan ilmu.
Tambahan pula, Nabi SAW juga telah memberikan peringatan bahawa, “Janganlah kalian banyak tertawa, kerana banyak tertawa akan mematikan hati (Riwayat Ibn Majah, hadis 4193).”